Catatan Indonesia VS Oman : Ekspresi pemain ke-12

07 Januari 2010 00.27 By Firdaus , In

Hari ini, tanggal 6 Januari 2010 adalah hari bersejarah buat saya. Untuk pertama kalinya setelah hidup selama 24 tahun, saya akhirnya menonton pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno(SUGBK) Senayan Jakarta. Ini sudah menjadi cita-cita saya sejak dulu. Dan hebatnya lagi kali ini yang berlaga adalah (mungkin )tim kebanggaan kita, tim merah putih.
Berangkat dari kosan sekitar jam 4 sore dengan menumpangi bis Trans Bintaro. Perjalanan cukup macet. Saya bersama seorang kawan sampai sekitar pukul lima di SUGBK. Setelah membeli tiket masuk dan minuman, kami menunggu diluar stadion. Kami baru masuk setelah melaksanakan shalat Maghrib di samping sebuah toilet yang dipasangi karpet dan dimodifikasi menjadi tempat sholat terbuka.
Sebelum memasuki stadion, suara gemuruh penonton sudah terdengar sampai keluar. Dan ketika saya masuk ke dalam, suasananya luar biasa. Stadion dipenuhi penonton dengan suara terompet, berbagai nyanyian, tabuhan drum dan yel-yel yang terus menerus. Dan puncaknya saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Sebuah perasaan yang tidak bisa saya ungkapkan (Saya pikir anda harus mencoba menyanyikan lagu Indonesia Raya di SUGBK saat Timnas main, rasanya beda saat dinyanyikan pada upacara bendera).






Pertandingan pun dimulai. Rasanyanya benar-benar beda jika menonton di televisi. Meskipun lebih nyaman dengan menonton TV, namun ada feel lain saat menonton di stadion. Timnas tertinggal 0-1 terlebih dahulu sebelum disamakan oleh Boaz sebelum istirahat.
 




Namun pada babak ke-dua Timnas kebobolain lagi sehingga skor menjadi 1-2. Tak pelak lagi penonton di stadion kecewa. Semua penonton di Indonesia pun pasti demikian. Hanya cibiran yang banyak muncul. Bagaimana bisa Timnas kita bermain seburuk itu. Apa yang salah dengan sepakbola Indonesia???




Puncaknya ketika seorang supporter masuk ke tengah lapangan, merebut bola dan mencoba mencetak gol ke gawang lawan meski masih bisa ditangkap kiper lawan. Tak lama, pria agak gemuk tersebut dilumpuhkan oleh petugas keamanan. Siapakah dia??? Orang gilakah??? Menurut saya bukan. Dia cuma supporter biasa yang kecewa teramat sangat mengapa Timnas kita bermain seburuk itu dan sampai babak kedua hampir habis tidak mampu mencetak gol tambahan. Itu adalah sebuah ekspresi atau mungkin bentuk protes atas persepakbolaan kita. Sebuah aksi teatrikal yang berseni tinggi dan mengundang banyak senyum tentu saja. Bagaimana tidak, Timnas kita yang didukung puluhan ribu supporternya lagi-lagi harus menelan kekalahan di kandang sendiri.

 





Catatan lain yang yang saya petik adalah masih kurang dewasanya segelintir oknum supporter yang melempar botol minuman, menggoncang pagar stadion sampai rusak bahkan beberapa kata-kata tidak pantas mereka ucapkan (kepala saya terkena sedikit lemparan botol air mineral, fiuhhhhhhh).






Dan yang terakhir, saya cuma bisa berharap persepakbolaan kita semakin maju kedepannya. Entah dengan cara bagaimana. Namun satu hal yang pasti, segenap rakyat Indonesia akan selalu peduli dan mendukung Timnas. Bahkan pedagang asongan dan sopir kopaja pun masih sempat bertanya berapa skor pertandingan kepada saya. Bukti bahwa Timnas kita masih banyak dipedulikan meski prestasi yang masih terseok-seok.

4 Respons:

Mustamar Natsir mengatakan...

bersabarlah, Indonesia...


btw, keren laporannya!

7 Januari 2010 pukul 01.12
Firdaus mengatakan...

jazakallah khaeran....., heheheheheheheh

7 Januari 2010 pukul 06.30
ipul mengatakan...

yang care sama sepakbola Indonesia memang masih banyak bro..sayangnya mereka yang care ndak dikasih kesempatan mengurus, yang mengurus malah orang2 yang gak peduli sama nasib sepakbola, hanya peduli sama uang..

selama sepakbola kita hanya diurus sama orang-orang semacam itu maka yakinlah sepakbola kita tidak akan ke mana-mana..tetap di tempat terus...

14 Januari 2010 pukul 12.18
Unknown mengatakan...

tawwa....pergi nonton....salama' rong

15 Januari 2010 pukul 00.38

Posting Komentar